Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization atauTeam Accelarated Instruction)

Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization atau Team Accelarated Instruction)


Pembelajaran  kooperatif  tipe  TAI  ini  dikembangkan  oleh  Slavin.  Team Accelerated Instruction atau Team Assisted Individuallization memiliki persamaan dengan STAD dan TGT dalam penggunaan tim-tim pembelajaran empat anggota berkemampuan heterogen dan pemberian sertifikat untuk tim yang berkinerja tinggi. Bedanya bila STAD dan TGT menggunakan sebuah tatanan pengajaran tunggal untuk kelas, TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual. Disamping itu, bila STAD dan TGT diterapkan pada hampir semua kelas 3-4.

Pada TAI, siswa masuk dalam sebuah urutan kemampuan individual sesuai dengan hasil tes penempatan dan kemudian maju sesuai dengan kecepatannya sendiri. Pada umumnya, anggota tim bekerja pada unit-unit bahan ajar yang berbeda. Siswa saling memeriksa pekerjaan teman sesama tim dengan dipandu oleh lembar jawaban dan saling membantu dalam memecahkan setiap masalah. Tes unit akhir dikerjakan tanpa bantuan teman sesama tim dan diskor segera.

Karena siswa memiliki tanggung jawab untuk saling memeriksa pekerjaan mereka dan mengelola aliran bahan ajar, guru dapat menggunakan sebagian besar waktu pelajaran untuk mempresentasikan pelajaran kepada kelompok-kelompok kecil siswa yang berasal, dari berbagai tim yang sedang bekerja pada pokok bahasan yang sama pada urutan pelajaran matematika. Misalnya, guru dapat memanggil siswa-siswa yang sedang bekerja pada pokok bahasan desimal, mempresentasikan sebuah pelajaran tentang desimal, dan kemudian meminta siswa-siswa tersebut kembali ketim mereka untuk mengerjakan masalah desimal. Kemudian guru dapat memanggil siswa yang sedang bekerja pada pokok bahasan pecahan, dan seterusnya.

TAI memiliki dinamika motivasi sebanyak yang memiliki STAD dan TGT. Siswa terdorong dan saling membantu satu sama lain agar berhasil karena mereka ingin tim mereka berhasil. Tanggung jawab individual terjamin karena satu-satunya skor yang diperhitungkan adalah skor tes final, dan siswa mengerjakan tes tersebut tanpa bantuan teman sesama tim. Siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil karena semua siswa telah ditempatkan sesuai dengan tingkat pengetahuan awal mereka.

Bagaimana pun juga, individualisasi yang merupakan bagian dari TAI tersebut membuat TAI jelas berbeda dari STAD dan TGT. Dalam pelajaran hampir seluruh konsep dibangun diatas konsep sebelumnya. Bila konsep-konsep sebelumnya tersebut belum dikuasai, konsep-konsep berikutnya akan sulit atau tidak mungkin dipelajari seorang siswa yang tidak dapat mengurangi atau mengalilkan akan gagal memahami pembagian panjang,seorang siswa yang tidak memahami konsep-konsep pecahan akan gagal untuk memahami apakah suatu desimal itu,dan seterusnya. Dalam TAI, siswa bekerja pada kecepatan mereka sendiri, sehingga apabila mereka lemah dalam keterampilan-keterampilan prasyarat mereka, mereka terlebih dahulu dapat membangun sebuah landasan kuat berupa keterampilan prasyarat tersebut sebelum mereka belajar pokok bahasan lebih tinggi.

Komponen-komponen TAI

Model pembelajaran kooperatif  Team Assisted Individualization (TAI) memiliki delapan komponen sebagai berikut.



  1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 peserta didik,

  2. Placement Test, yaitu pemberian pre-tes kepada peserta didik atau melihat rata-rata nilai harian  peserta didik agar guru mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang tertentu,

  3. Student Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya,

  4. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada peserta didik yang membutuhkan.

  5. Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas,

  6. Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok,

  7. Fact Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh peserta didik,

  8. Whole-Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam  Team Assisted Individualization, Robert E. Slavin (dalam Kurniati 2007:25) adalah sebagai berikut.



  1. Team (kelompok) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang peserta didik dengan kemampuan yang berbeda.

  2. Tes Penempatan Peserta didik diberi  tes di awal pertemuan, kemudian peserta didik ditempatkan sesuai dengan nilai yang didapatkan dalam tes, sehingga didapatkan anggota yang heterogen (memiliki kemampuan berbeda) dalam kelompok.

  3. Langkah-langkah Pembelajaran.

1)     Diawali dengan pengenalan konsep oleh guru dalam mengajar secara kelompok (diskusi singkat) dan memberikan langkah-langkah cara menyelesaikan masalah atau soal.

2)     Pemberian tes keterampilan yang terdiri dari 10 soal.

3)     Pemberian tes formatif yang terdiri dari dua paket soal, tes formatif A dan tes formatif B, masing-masing terdiri dari 8 soal.

4)     Pemberian tes keseluruhan yang terdiri dari 10 soal.

5)     Pembahasan untuk tes keterampilan, tes formatif, dan tes keseluruhan.



  1. Belajar Kelompok   Berdasarkan tes penempatan, guru mengajarkan pelajaran pertama, kemudian peserta didik bekerja pada kelompok mereka masing-masing. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1)      Peserta didik berpasangan atau bertiga dengan anggota kelompok mereka.

2)      Peserta didik diberi LKS pempelajaran yang disiapkan guru untuk bahan diskusi sebagai pemahaman konsep materi yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan bertanya pada teman sekelompok atau guru untuk minta bantuan jika mengalami kesulitan. Selanjutnya dimulai  dengan tes pertama yaitu tes keterampilan.

3)      Masing-masing peserta didik dengan kemampuannya sendiri mengerjakan 3 soal tes keterampilan yang pertama, bila sudah selesai, peserta didik boleh melanjutkan 3 soal berikutnya. Begitu sudah selesai baru melanjutkan 4 soal terakhir. Peserta didik yang mengalami kesulitan bisa meminta bantuan pada teman sekelompoknya sebelum meminta bantuan guru.

4)      Apabila sudah bisa menyelesaikan soal tes keterampilan dengan benar, peserta didik bisa melanjutkan mengerjakan tes formatif A yang terdiri dari 8 soal. Dalam tes ini peserta didik juga bekerja sendiri-sendiri dulu sampai selesai. Jika peserta didik dapat mengerjakan 6 soal dengan benar, maka peserta didik tersebut bisa mengambil soal tes keseluruhan.  Jika peserta didik tidak bisa menjawab 6 soal dengan benar, guru merespon dan menampung semua masalah yang dimiliki peserta didik. Guru boleh menyuruh peserta didik untuk bekerja kembali pada nomor-nomor soal tes keterampilan dan kemudian mengambil soal tes formatif B, yaitu 8 soal kedua yang isi dan tingkat kesulitannya sebanding dengan tes formatif A. Selanjutnya peserta didik boleh melanjutkan ke tes keseluruhan. Peserta didik tidak boleh mengambil soal tes keseluruhan sebelum dia bisa menyelesaikan tes formatif dengan kelompoknya.

5)      Peserta didik kemudian mengikuti tes keseluruhan. Tes ini merupakan tes terakhir dalam model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), yang terdiri dari 10 soal. Di sini peserta didik juga bekerja secara individu dulu sampai selesai. Setelah selesai baru bisa berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah tes keseluruhan ini selesai kemudian dilakukan pembahasan dan penilaian bersama antara guru dan peserta didik.

6)      Penilaian kelompok

Pada akhir pertemuan, guru menghitung nilai dari masing-masing kelompok. Nilai ini berdasarkan pada jumlah rata-rata dari anggota masing-masing kelompok dan ketelitian dari tes keseluruhan. Kriteria pemberian predikat berdasarkan kemampuan kelompok. Kelompok dengan kemampuan bagus diberi predikat Super Team, kelompok dengan kemampuan sedang diberi predikat Great Team, kelompok dengan kemampuan kurang diberi predikat Good Team. Pemberian predikat ini bertujuan untuk memotivasi dan memberi semangat kepada masing-masing kelompokagar pada pada pembelajaran selanjutnya mau  berusaha untuk melakukan yang lebih baik lagi.

7)      Mengajar kelompok

Setiap pertemuan guru mengajar 10 sampai 15 menit untuk dua atau tiga kelompok yang mempunyai nilai yang sama. Guru menggunakan konsep belajar yang diprogramkan atau direncanakan sebelumnya.  Tujuannya adalah untuk memperkenalkan konsep utama pada peserta didik. Pembelajaran dibuat untuk membantu peserta didik agar mengerti dan memahami hubungan antara matematika yang mereka pelajari dengan masalah kehidupan nyata. Ketika guru sedang mengajardalam suatu kelompok, peserta didik lain melanjutkan bekerja dalam kelompok mereka sendiri dengan kemampuan individu masing-masing.

Langkah-langkah Pembelajaran TAI

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut.

a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.

b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.

c. Guru membentuk beberapa  kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa  dengan  kemampuan  yang  berbeda-beda  baik  tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.

d. Hasil belajar siswa secara individual  didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok  saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.

e. Guru  memfasilitasi  siswa  dalam  membuat  rangkuman, mengarahkan,  dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

f.  Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.

g. Guru  memberi  penghargaan  pada  kelompok  berdasarkan  perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

Daftar Pustaka


Kurniati, Ana. 2007. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik  Kelas VIII SMP N 1 Ngadirejo Temanggung. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Univesitas Negeri Semarang.

Nur, Muhamad. 2005. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sokolah UNESA.

Post a Comment for "Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization atauTeam Accelarated Instruction)"