Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penerapan metode tugas dan latihan untuk meningkatkan hasil belajar IPSBagi Siswa kelas IV semester I SD Negeri Munduk Bestala Tahun 2009/2010

A. Judul Penelitian:
File Bisa Di download di bagian Akhir Postingan
Contoh PTK LAINNYA

Penerapan  metode tugas dan latihan untuk meningkatkan hasil belajar IPS Bagi Siswa kelas IV semester I SD Negeri Munduk Bestala Tahun  2009/2010

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003, Bab II pasal 3 disebutkan bahwa ;

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Undang-Undang RI No.20 tahun 2003: 3)

Berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut di atas, maka sangatlah diperlukan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan kualitas sumber daya manusia  merupakan kekuatan utama dalam menggerakkan roda pembangunan. Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan menyiapkan peserta didik dalam sistem persekolahan, maka peserta didik perlu dibantu dalam memecahkan masalah belajar. Guru diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah tersebut agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan

Perhatian guru hendaknya ditujukan kepada  usaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif, sehingga merangsang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap murid, karena guru merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan ini akan dapat tercapai dengan baik apabila metode mengajar yang dipilih dapat diterapkan dengan sungguh-sungguh dan siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan, siswa lebih bergairah serta senang dalam belajar. Diantara berbagai metode yang ada, peneliti memilih metode tugas dan latihan untuk digunakan dalam penelitian tindakan kelas.

Dari observasi awal peneliti, menunjukkan bahwa dewasa ini para guru Sekolah Dasar belum sepenuhnya memahami penerapan metode tugas dan latihan dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar karena hanya masalah kekurangan waktu, sedangkan materi pelajaran masih banyak khususnya di SD Negeri Munduk Bestala tempat kami mengadakan penelitian. Hal ini akan berdampak juga terhadap  hasil belajar siswa, guru jarang memberikan tugas dan latihan karena harus dituntut untuk menghabiskan materi pelajaran. Hasil observasi menunjukan bahwa nilai pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV Semester I SD Negeri  Munduk Bestala rendah dengan angka rata-rata 5 (lima). Hal ini kiranya tidak perlu terjadi karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar, salah satu caranya adalah dengan menerapkan metode tugas dan latihan dengan baik.

Pada akhirnya, peneliti berharap dengan diterapkannya metode tugas dan latihan bisa membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila  masalah tersebut telah dapat dipecahkan, diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat sesuai dengan harapan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai, khususnya bagi siswa kelas IV   Semester I SD Negeri Munduk Bestala pada tahun 2009/2010.

C. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah tersebut, maka dapat diajukan perumusan masalah sebagai berikut :

“Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode tugas dan latihan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Semester I SD Negeri Munduk Bestala  2009/2010?”.





D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diungkapkan, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah :

“Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode tugas dan latihan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Semester I SD  Negeri Munduk Bestala”.

E. Manfaat Penelitian

Setelah diadakan penelitian, di harapkan agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :

a.       Bagi guru dapat termotivasi untuk mengajar, dengan cara ini proses belajar mengajar berjalan dengan baik sehingga dapat memperjelas konsep serta dapat meningkatkan professional guru

b.      Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Semester I SD Negeri Munduk Bestala.

c.       Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi berharga terutama dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa

d.      Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur dalam langkah-langkah melakukan penelitian selanjutnya.

F. Kajian Pustaka

1. Metode Mengajar



  1. Pengertian Metode Mengajar

A.A. Gede Agung (1999 : 1) mengatakan “metode berasal dari kata methodos. Secara etimologis metodos berasal dari  kata metha artinya dilalui dan thodos artinya jalan. Metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”.

Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Di dalam dunia pendidikan terdapat berbagai jenis metode yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan di dalam kegiatan belajar mengajar

“Metode mengajar adalah kegiaran guru untuk mencapai tujuan tertentu” (Nasution, 1982 : 43). Dalam proses pembelajaran guru melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang  telah ditetapkan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Syaiful Bahri Djamalah dan Aswan Zain (1995 : 53) yang mengatakan bahwa metode mengajar adalah ”strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan”.

Menurut Nana Sudjana (1989 : 76) metode mengajar adalah “cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran” Guru dan siswa mengadakan hubungan pada saat pembelajaran. Hendaknya guru menggunakan cara-cara yang tepat supaya terjadi hubungan yang kondusif sehingga tujuan tercapai.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu cara yang harus ditempuh atau dilalui di dalam menyampaikan suatu materi untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Wujud interaksi pengajaran melalui beberapa pendekatan menghendaki adanya pertimbangan yang kuat atas keunikan dan keragaman peserta didik. Seorang  guru sudah barang tentu dituntut kemampuannya untuk menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi. Metode mengajar merupakan cara-cara yang ditempuh guru unuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.



  1. Jenis-Jenis Metode Mengajar

Jenis-jenis metode mengajar menurut Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain (1995 : 93) adalah 1) Metode Proyek yaitu metode pengajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah dan dipecahkan secara keseluruhan dan bermakna, 2) metode eksprimen yaitu cara penyajian pelajaran melalui percobaan, 3) metode tugas, yaitu cara penyajian pelajaran melalui percobaan, 4) metode diskusi yaitu memberian pertanyaan problematic kepada siswa untuk dibahas dan dipecahkan bersama, 5) metode sosiodrama yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan  tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial, 6) metode demonstrasi yaitu cara penyajian pelajaran dengan cara meragakan kepada siswa tentang suatu proses disertai penjelasan lisan, 7) metode problem solving dimana siswa mencari jalan keluar dari suatu masalah, 8) metode karyawisata dengan mengajak siswa meninjau obyek tertentu, 9) metode tanya jawab dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, 10) metode latihan yang digunakan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, 11) metode ceramah yang digunakan untuk menyampaikan keterangan/informasi/uraian tentang sesuatu secara lisan.

Nana Sudjana (1987 : 76) menambahkan lagi 5 jenis metode mengajar yaitu 1) metode simulasi yang dilakukan melalui perbuatan yang bersifat pura-pura, 2) metode survai masyarakat yaitu cara memperoleh informasi dengan jalan observasi dan komunikasi langsung, 3) metode piersource person (manusia sumber) yaitu dengan mendatangkan orang luar yang mempunyai keahlian sumber, 4) metode sistem regu yaitu cara mengajar dimana sebuah kelompok siswa diajar oleh 2 orang guru atau lebih, 5) metode kerja kelompok yaitu guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok.

“Diantara sekian banyak metode mengajar yang dikenal guru, ada 10 metode mengajar yaitu “metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok pemberian tugas, demonstrasi, ekperimen, simulasi, inkuiri dan metode pengajaran unit/ pembelajaran teroadu” (Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 1998/1999 : 134).

Dari beberapa jenis metode tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akan dapat tercapai dengan baik sangatlah tergantung pada tepat tidaknya guru tersebut menggunakan metode pada mata pelajaran tertentu. Tujuan-tujuan pendidikan pembelajaran dan jenis mata pelajaran menentukan metode apa sebaiknya digunakan. Setiap mata pelajaran tertentu mempunyai metode tertentu sesuai dengan kekhususan mata pelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru hendaknya dapat menentukan metode apa yang paling efisien bagi pelajarannya sehingga tujuan pengajaran tercapai secara baik

Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun metode yang dapat dianggap lebih sempurna dari pada yang lain. Masing-masing metode memunyai keunggulan dan kekurangannya. Karena itu dalam proses pembelajaran dapat digunakan lebih dari satu metode. Dalam penelitian ini metode yang dikaji dibatasi hanya pada metode tugas dan latihan.



d. Metode Tugas dan Latihan

1.      Metode Tugas

Metode ini sangat cocok diberikan untuk mengimbangi bahan pelajaran yang sangat banyak  sementara waktu sedikit.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1995 : 96) mengatakan bahwa “metode tugas adalah cara penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar bisa melakukan kegiatan belajar”. Masalah tugas yang dilakukan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah di perpustakaan, di bengkel, di Laboratorium, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.

Tugas tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara berkelompok

Tugas yang dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis, karena itu tugas sangat banyak macamnya, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas di laboratorium dan lain-lain. Menurut Nana Sudjana (1987 : 81) mengatakan ada beberapa langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas yaitu :

a.       Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbang-kan

1.      Tujuan yang akan dicapai

2.      Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebt

3.      Sesuai dengan kemampuan siswa

4.      Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

5.      Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut



b.      Langkah Pelaksanaan Tugas

1.      Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru

2.      Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

3.      Diusahakan / dikerjakan oleh siswa sendiri tidak menyuruh orang lain

4.      Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik



c.       Mempertanggungjawabkan tugas

Hal yang harus dikerjakan adalah :

1.      Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apad yang telah dikerjakannya

2.      Ada Tanya jawab/diskusi kelas

3.      Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1995 : 98) mengatakan metode tugas mempunyai kelebihan dan kekurangan adalah sebagai berikut :

1.      Kelebihannya :

a.       Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual/ kelompok

b.      Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar penugasan guru

c.       Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa

d.      Dapat mengembangkan kreativitas siswa

2.      Kekuranganya

a.       Siswa sulit dikontrol apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain

b.      Khusus untuk tugas kelompok yang aktif mengerjakan dan menyelesaian adalah anggota tertentu saja. Sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik

c.       Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa

d.      Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa

Melihat kelebihan dan kekurangan dari metode tugas tersebut, bila dikaitkan dengan   hasil belajar siswa sangatlah mendukung. Dengan metode tugas akan bisa membangkitkan semangat belajar siswa, mandiri, bertanggung jawab dan penuh kreatif, hal ini akan bisa memcapai hasil belajar yang baik. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1998/1999 :151) mengatakan ”metode tugas mempunyai kekuatan dan keterbatasan, yaitu sebagai berikut”.

1.      Kekuatan metode tugas :

a.       Membuat peserta didik aktif belajar

b.      Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah

c.       Mengembangkan kemandirian peserta didik

d.      Lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari

e.       Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari mengolah sendiri informasi dan komunikasi

f.       Membuat peserta didik dan bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi

g.      Membina tanggung jawab dan disiplin siswa

h.      Mengembangkan kreativitas peserta didik

2.      Keterbatasan metode tugas

a.       Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain

b.      Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik

c.       Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik

d.      Tugas yang banyak sering dapat membuat beban dan keluhan peserda didik

e.       Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang rajin dan pintar.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penggunaan metode penugasan adalah untuk merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok

Setelah Tanya jawab atau ceramah diketahui bahan-bahan yang perlu mendapatkan penekanan dan harus dikuasai peserta didik oleh karena itu guru memberikan tugas dengan alasan agar peserta didik dapat belajar sendiri atau berkelompok mencari pengayaan atau sebagai tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya. Metode penugasan menjadi salah satu cara penyampaian pengajaran untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban-jawaban atau tugas yang diberikan guru.

2. Metode Latihan

Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar  yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa kelemahan.

Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode latihan  ini kiranya tidak salah bila memahami karakteritik metode ini

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1995 : 108) mengatakan kelebihan dan kekurangan metode latihan adalah sebagai berikut :

a.       Kelebihan Metode Latihan

1.      Untuk memperoleh kecakapan motoris seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat dan terampil menggunakan alat olahraga

2.      Untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda dll.

3.      Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan symbol membaca peta dan sebagainya

4.      Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah  ketepatan serta kecepatan pelaksanaan

5.      Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya

6.      Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang komplek, rumit, menjadi lebih otomatis

b.      Kelemahan Metode Latihan

1.      Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian

2.      Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

3.      Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah dan membosankan

4.      Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis

5.      Dapat menimbulkan verbalisme

Melihat kelebihan dan kekurangan dari metode latihan tersebut , bila dikaitkan dengan keaktifan dan hasil belajar siswa sangatlah mendukung. Dengan metode  latihan akan tertanam kebiasaan-kebiasaan yang baik pada diri siswa.

3.      Penerapan Metode Tugas dan Latihan

Penggunaan metode tugas biasanya diberikan pada saat guru selesai memberikan materi pelajaran kepada siswa, ada kalanya timbul suatu persoalan/ masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode tugas sebagai jalan keluarnya baik tugas-tugas individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik.

2. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Untuk memperjelas pemahaman tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial maka akan dibahas mengenai : a. Pengertian hasil belajar ilmu pengetahuan sosial, b. Faktor-faktor yang mepengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, c. Ciri-ciri hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

a.       Pengertian Hasil Beajar ilmu Pengetahuan Sosial

Kata hasil mempunyai arti “pendapatan atau perolehan” (W.J.S Poerwadarminta. 1994 : 384). Dalam penelitian ini hasil diartikan sebagai pendapatan atau perolehan dari seseorang dengan menunjukkan kecakapan dan kemampuannya. Hasil belajar ini biasanya ditunjukkan melalui perolehan nilai, keterrampilan, prilaku dan lain sebagainya.

Ilmu Pengetahuan sosial adalah “ pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasari pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata Negara dan sejarah” (Depdikbud, 1993 : 151)

Dengan demikian hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial mengandung pengertian sebagai pendapatan atau perolehan berupa kecakapan dan kemampuan terhadap ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

b.      Ciri-ciri Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam GBPP Ilmu Pengetahuan Sosial (1994 : 150) disebutkan ciri-ciri hasil belajar IPS sebagai berikut.

1.      Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari memiliki kemampuan mengembangkan pemahaman tentang rasa kebangsaan.

2.      Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.

Ciri-ciri belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang lain, secara implicit tercermin dalam tujuan khusus pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang meliputi penguasaan dan kemampuan siswa tentang berbagai hal seperti :

1.      Mampu memahami hubungan antara manusia dengan lingkungan budayanya.

2.      Mampu memahami peristiwa-peristiwa serta perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya.

3.      Mampu mengenal kebutuhan-kebutuhannya serta menyadari bahwa manusia lainnya memiliki kebutuhan.

4.      Menghargai budaya masyarakat sekitarnya, bangsa an juga budaya bangsa lain.

5.      Dapat menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang bertalian dengan dirinya sendiri.

6.      Mempunyai tanggung jawab dalam pemeliharaan dan pengelolaan sumber daya manusia dan alam.

7.      Mampu menghargai sejarah bangsanya serta hak-haknya sebagai manusia yang hidup di suatu Negara yang merdeka (Depdikbud, 1993/1994 : 2).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan apabila mampu menunjukkan sikap atau prilaku seperti yang diuraikan di atas, itulah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh Richard Clark (1981 : 12) bahwa : hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan”.

Adanya faktor pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang disadarinya. Kualitas pengajaran juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

G. Kerangka Berpikir

Sesuai kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, selanjutnya dapat diajukan kerangka berpikir sebagai berikut :

a.       Metode tugas dan latihan yang merupakan dua diantara sekian banyak metode yang ada sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk menghindari kekurangan waktu dalam proses belajar mengajar.

b.      Melalui metode tugas dan latihan siswa akan dapat lebih memahami suatu proses, karena siswa dirangsang untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok. Dengan aktif belajar sendiri akan dapat tertanam kebiasaan-kebiasaan positif baik dalam ketangkasan, ketetapan, kesempatan dan keterampilan, sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar.

H. Hipotesis Tindakan

Jika penerapan metode tugas dan latihan dapat berjalan dengan baik, maka hasil belajar siswa dalam Ilmu Pengetahuan sosial  akan cenderung meningkat.

UNTUK LEBIH JELAS DAN LENGKAP SILAHKAN DOWNLOAD FILE DI SINI
Contoh PTK LAINNYA

Post a Comment for "Penerapan metode tugas dan latihan untuk meningkatkan hasil belajar IPSBagi Siswa kelas IV semester I SD Negeri Munduk Bestala Tahun 2009/2010"