Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menerapan Model Pengajaran Kolaborasi, Contoh PTK
Table of Contents
File Bisa Di download di bagian
Akhir Postingan
Di era globalisasi yang sedang berlangsung dewasa ini,
Indonesia
menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut antara lain persaingan ketat
dalam perdangan internasional sebagai konsekuensi pasar bebas di kawasan ASEAN
dan Asia Pasifik. Hal tersebut telah menimbulkan berbagai masalah kehidupan,
termasuk matinya produk-produk perdangan lokal, bahkan pabrik-pabrik teksil
dalam negeri, karena tidak mampu bersaing dengan produk luar. Contohnya: kalau
jalan-jalan ke swalayan, dapat kita saksikan berapa prosen produk dalam negeri
yang dipasarkan, bahkan mencari jeruk Garut atau apel Malang saja sudah susah.
Menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut,
pendidikan harus berorientasi sesuai dengan kondisi dan tuntutan itu, agar output pendidikan dapat mengikuti
perkembangan yang terjadi. Dalam kondisi ini, manajemen birokratik sentralistik
yang telah menghasilkan pola penyelenggaraan pendidikan yang seragam dalam
berbagai kondisi lokal yang berbeda untuk berbagai lapisan masyarakat yang
berbeda, tidak bisa dipertahankan lagi. Dikatakan demikian, karena muatan dan
proses pembelajaran di sekolah selama ini menjadi miskin variasi, berbasis pada
standar nasional yang kaku, dan diimplementasikan di sekolah atas dasar petunjuk-petunjuk
yang cenderung serba detail. Di samping itu, peserta didik dievaluasi atas
dasar akumulasi pengetahun yang telah diperolehnya, sehingga orang tua tidak
mempunyai variasi pilihan atas jasa pelayanan pendidikan bagi anak-anaknya,
sumber-sumber pembelajaran di “dunia” nyata dan unggulan daerah tidak
dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan di sekolah, dan lulusan hanya mampu
menghafal tanpa memahami.
Tantangan masa depan yang beberapa indikatornya telah
nampak akhir-akhir ini, menuntut manusia yang mandiri, sehingga peserta didik
harus dibekali dengan kecakapan hidup (life
skill) melalui muatan, proses pembelajaran dan aktivitas lain di sekolah.
Kecakapan hidup di sini tidak semata-mata terkait dengan motif ekonomi secara
sempit, seperti keterampilan untuk bekerja, tetapi menyangkut aspek
sosial-budaya seperti cakap, berdemokrasi, ulet, dan memilii budaya belajar
sepanjang hayat. Dengan demikian, pendidikan yang berorientasi kecapakan hidup
pada hakekatnya adalah pendidikan untuk membentuk watak dan etos.
Perkembangan
global saat ini juga menuntut dunia pendidikan untuk selalu mengubah konsep
berpikirnya. Konsep lama mungkin sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat
ini, lebih-lebih untuk yang akan datang. Untuk itulah, perubahan selalu
dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman.
Belajar adalah proses penambahan pengetahun. Konsep
ini muncul pada pengertian paling awal. Namum pandangan ini, ternyata masih
berlaku bagi sebagian orang di negeri ini. Dengan pijakan konsep ini, belajar
seolah-olah hanya penjejalan ilmu pengetahun kepada siswa.
Pandangan ini tidak terlu salah karena pada
kenyataannya bahwa belajar itu menambah pengetahun kepada anak didik. Namum
demikian, konsep ini masih sangat parsial, telalu sempit, dan menjadikan siswa
sebagai individu-individu yang pasif dan repesif. Siswa layaknya sebuah benda
kosong yang perlu diisi sampai penuh tanpa melihat potensi yang sebenarnya
sudah ada pada siswa.
Pendidikan formal saat ini ditandai dengan adanya
perubahan yang berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir ini ditandai dengan
adanya suatu perubahan (inovasi).
Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena perubahan itu
adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya ada dua alternatif
pilihan yaitu menghadapi tantangan yang ada di dalamnya atau mencoba
menghindarinya. Jika perubahan direspon positif akan menjadi peluang dan jika
perubahan direspon negatif akan menjadi arus kuat yang menghempaskan dan
mengalahkan kita.
Dalam
proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan
sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan (inonvasi). Dengan adanya inovasi
tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama
dalam menentukan model dan metode yang tepat akan sangat menentukan
keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa yang berpijak pada lingkungan sekitarnya.
Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut di
atas, maka dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis mengambil judul Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Dengan Menerapan Model Pengajaran Kolaborasi Pada Siswa-Siswi Kelas
VI SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010.
File Lengkap Download DISINI
Post a Comment