Penulisan Materi Ajar

Table of Contents

PENULISAN BAHAN AJAR
(Modul, Diktat atau Buku Ajar)

Oleh: Dr. Rahmat Murbojono, M. Pd

PENDAHULUAN

            Bahan bimbing mempunyai fungsi strategis bagi proses berguru mengajar. Ia sanggup membantu guru dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, sehinggan guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, materi bimbing sanggup menggantikan sebagian kiprah guru dan  mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak nyata bagi guru, alasannya yaitu sebagian waktunya sanggup dicurahkan untk membimbing berguru siswa. Dampak positifnya bagi siswa, sanggup mengurangi ketergantungan pada guru dan membiasakan berguru mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip berguru sepanjang hayat (life long education).
            Bahan bimbing yaitu berbeda dengan buku teks. Bahan bimbing yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Guru sanggup menulis sendiri materi bimbing yang ingin dipakai dalam kegiatan berguru mengajar (KBM). Namun, guru juga sanggup memanfaatkan buku teks atau materi dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali atau ditata sedemikian rupa sehingga sanggup menjadi materi ajar. Bahan bimbing biasanya dilengkapi dengan pedoman untuk siswa dan guru. Pedoman mempunyai kegunaan untuk mempermudah siswa dan guru mempergunakan materi ajar.
            Komponen utama materi bimbing adalah: a) tinjauan materi, b) pendahuluan setiap bab, c) epilog setiap bab, d)daftar pustaka, dan e) senarai. Setiap komponen mempunyai sub-sub komponen yang saling berintegrasi satu sama lain. Susunan komponen-komponen dan sub-sub komponen materi bimbing sama dengan taktik  pembelajaran yang lazim dipakai guru dalan kegiatan berguru mengajar.
            Selain itu, materi bimbing biasanya dilengkapi dengan banyak sekali macam ilustrasi. Ilustrasi memegang peranan penting dalam materi ajar, alasannya yaitu sanggup memperjelas konsep, pesan, gagasan, atau ilham yang disampaikan dalam materi ajar. Selain itu Ilustrasi yang menarik ditambah tata letak yang tepat, sanggup membuat materi bimbing menarik untuk dipelajari. Disamping komponen-komponen materi bimbing dan ilustrasi, materi bimbing yang baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang memakai ekspresi tulis yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan sanggup mengkomunikasikan pesan, gagasan, ide, atau konsep yang disampaikan dalam materi bimbing kepada pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga sanggup menghindarkan salah tafsir atau pemahaman.
            Berbagai aspek wacana materi ajar: cara penulisan dan penyusunan materi ajar, komponen utama materi ajar, gambaran dan ekspresi tulis yang efektif merupakan  pokok-pokok bahasan utama makalah ini.
            Setelah mempelajari makalah ini, anda diharapkan dapat:
1.      menjelaskan fungsi materi bimbing dalam proses pembelajaran;
2.      menjelaskan perbedaan materi bimbing dengan buku teks;
3.      menguraikan cara-cara penyusunan materi bimbing oleh guru;
4.      menguraikan format materi ajar, pedoman bagi guru dan siswa;
5.      menulis materi bimbing dengan baik dan benar
6.      menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam materi ajar.

PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN BAHAN AJAR
            Yang biasa terjadi dalam pbm yaitu guru menyajikan materi kepada siswa, selanjutnya guru membantu siswa memahami materi yang disajikan. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai nara sumber. Namun dalam kurun kurikulum baru, pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif atau pembelajaran berpusat pada siswa, kiprah guru lebih ditekankan sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator lebih penting dari pada sebagai nara sumber.  Peran guru membantu dan mengarahkan PBM, dengan cara:
  1. membangkitkan minat belajar
  2. menjelaskan tujuan
  3. menyajikan materi dengan struktur yang baik
  4. memberi kesempatan siswa berlatih dan memberi balikan
  5. memperhatikan dan menjelaskan hal-hal yang sukar atau tidak dipahami
  6. menciptakan komunikasi dua arah
Beberapa permasalahan yang dihadapi guru, dalam memenuhi kebutuhan PBM bermutu, kurang sanggup dipenuhi karena  masalah ekonomi, kurangnya buku teks, padatnya jadwal mengajar, dan sasaran pencapaian kurikulum. Dengan demikian dalam PBM sebagian besar waktunya habis untuk menyajikan materi pembelajaran. Sebagian besar siswa pasif mempersiapkan.  Kesempatan siswa berlatih atau menuntaskan kiprah berdikari sering kali tidak pernah dibimbing guru dan tidak diberi umpan balik.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menyusun materi ajar. Bahan bimbing yang disusun menurut prinsip-prinsip instruksional yang baik akan sanggup membantu guru untuk mengurangi waktu penyajian materi  dan memperbanyak waktu pembimbingan bagi siswa, membantu dalam menuntaskan sasaran kurikulum dan mencapai tujuan pembelajaran.

BAHAN AJAR DENGAN BUKU TEKS
            Bahan bimbing yaitu materi yang disusun secara sistematis. Struktur dan urutannya sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran siswa dengan meyediakan bimbingan belajar, memberi latihan yang cukup, menyediakan rangkuman, berorientasi kepada siswa secara individual. Bahan bimbing bersifat mandiri, artinya sanggup dipelajari sendiri oleh siswa alasannya yaitu sistematis dan lengkap.
            Perbedaannya dengan buku teks, tidak hanya terletak pada format, tata letak, dan perwajahannya, tetapi orientasinya  dan pendekatan yang digunakan. Buku teks ditulis dengan orientasi pada struktur dan urutan menurut bidang ilmu untuk dipakai oleh guru. Penggunaannya memerlukan derma guru untuk menterjemahkannya. Perbedaan pokok, antara lain: a) materi bimbing disusun untuk siswa, b) menjelaskan tujuan, c) strukturnya menurut kebutuhan siswa, c) fokusnya memberi kesempatan siswa berlatih, d) disusun menurut pola berguru yang fleksibel, e) mengakomodasi kesulitan belajar, f)  gaya penulisan komunikatif, g) menurut kebutuhan siswa, h) dikemas untuk diguakan dalam proses instruksional, i) mempunyai prosedur untuk mengumpulkan umpan balik, j) menjelaskan cara mempelajari.
             
PENYUSUNAN BAHAN AJAR 
            Bahan bimbing disusun menurut tujuan atau sasaran instruksional yang hendak dicapai sesuai Rencana Pembelajaran dan Program Pembelajaran. Proses menyusun materi ajar, mencakup langkah-langkah sbb:
1)      Perumusan tujuan instruksional atau standar kompetensi
2)      Melakukan analisis instruksional/kurikulum
3)      Menentukan sikap awal siswa atau indikator kompetensi
4)      Merumuskan kompetensi dasar
5)      Menyusun rencana kegiatan
6)      Menyusun silabus
7)      Menulis/ menyusun materi ajar
8)      Evaluasi materi bimbing dan perbaikan
9)      Digunakan
Jenis materi bimbing ada tiga: 1) menulis sendiri, 2) mengemas kembali informasi atau teks, dan 3) penataan informasi.
1)  Bahan Ajar Tulisan Sendiri
            Bahan bimbing sanggup ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru sanggup berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis materi bimbing secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak.  Penulisan juga  dapat dilakukan bersama pakar, yang mempunyai keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan bidang ilmu, untuk sanggup menulis sendiri materi ajar, diharapkan kemampuan menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional.
            Penulisan materi bimbing selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa, mencakup kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam  menulis materi bimbing didasarkan: (a) analisis materi pada kurikulum, (b) rencna atau aktivitas pengajaran, dan (c) silabus yang telah disusun.
            Materi materi bimbing berupa pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam aktivitas pembelajaran sesuai dengan silabus. Hasil penyusunan materi ajar  dari karya sendiri, paling ekonomis, walaupun beban tugasnya berat. Setiap potongan berjumlah lebih kurang 15-25 halaman, untuk pelajaran eksakta 10-20 halaman.

2)  Bahan Ajar Hasil Kemasan Informasi atau Teks (Text Transformation)
            Dalam pengemasan informasi, guru tidak menulis materi bimbing sendiri dari awal, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali sehingga berbentuk materi bimbing yang memenuhi karakteristik bahanajar yang baik, dan sanggup dipergunakan oleh guru dan siswa dalam proses instruksional. Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan menurut kebutuhan. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan dengn gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi materi bimbing (digubah), juga diberi perhiasan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik biar mereka sanggup mengukur sendiri kompetensinya yang telah dicapai.            Keuntunganya, cara ini lebih cepat diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari pengarang buku aslinya.

3) Penataan Informasi (Kompilasi)
            Selain menulis sendiri materi bimbing juga sanggup dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll. Proses ini disebut pengembangan materi bimbing melalui penataan informasi (kompilasi).
            Proses penataan informasi hampir sama dengan proses pengemasan kembali informasi. Namun dalam proses penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap materi bimbing yang diambil dari buku atau informasi yang ada di pasar. Makara materi dikumpulkan kemudian difoto copy secara langsung. Sumber materi berasal dari buku teks dan sebagainya tersebut, dipilah-pilah, kemudian disusun menurut tujuan atau standar kompetensi atau mengikuti silabus.
            Disamping itu materi dilengkapi dengan pedoman berguru untuk siswa, yang berisi: petunjuk penggunaan materi, latihan-latihan, dan kiprah yang perlu dilakukan siswa, umpan balik. Materi perhiasan berupa pedoman berguru untuk siswa perlu disusun oleh guru berdasarkan  tujuan/standar kompetensi, indikator kompetensi, dan silabus.
            Penataan berurutan menurut standar kompetensi dan indikator atau tujuan pembelajaran. Setelah tersusun rapi, guru memberi halaman penyekat berisi: nomor pertemuan, Tujuan Pembelajaran (kompetensi), pokok bahasan dan diskripsi singkat, materi bacaan yang dikompilasi, tugas, dan lain-lain yang perlu diketahui siswa.
Prosedur kompilasi:
1)      Kumpulkan seluruh materi yang akan dijadikan acuan, ibarat yang tercantum dalam GBPP atau silabus.
2)      Tentukan bagian-bagian buku atau sumber yang sesuai GBPP atau silabus
3)      Fotocopy seluruh potongan sumber yang dipakai per pokok bahasan
4)      Pilah-pilahlah menurut urutan pokok bahasan
5)      Buatlah halaman penyekat untuk masing-masing pokok bahasan
6)      Jilidlah dengan rapi

Contoh Bahan Ajar
Senarai
 
Daftar Pustaka
 
II
 
III
 
BAB I (Modul I)
 
TINJAUAN MATERI

 
Penutup
 
Pendahuluan
 
 









Penyajian
 
 






















Contoh  Daftar Isi Modul:

  1. Bagian sampul: Judul, Modul ke ...., Penulis, dan nama sekolah
  2. Kata Pengantar
  3. Daftar Isi
  4. Tinjauan Mata Pelajaran:
    1. Deskripsi Mata pelajaran
    2.  Manfaat Mata Pelajaran
    3. Tujuan/Standar Kompetensi
    4. Susunan Bahan Ajar: berisi potongan atau sub potongan yang akan dipelajari
  5. Petunjuk Belajar: berisi cara mempelajari materi ajar
  6. Bab (Modul) I, Bab II, Bab III, dan seterusnya. Setiap Sub Bab (Kegiatan) diakhiri dengan Latihan dan Rangkuman. Setiap Bab (Modul) diakhiri dengan Penutup, berisi: Tes Formatif,  Umpan Balik, Tindak Lanjut, Kunci Jawaban, Daftar Pustaka, dan Senarai (istilah atau kata-kata sukar)
  7. Daftar Pustaka/Rujukan: berisi buku atau sumber rujukan
  8. Senarai: berisi klarifikasi istilah atau kata-kata, sukar kalau ada

Post a Comment