Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
Table of Contents
Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) Tak Sebatas Baca Buku, Ini Dia Cara Penerapnya Melalui Kurikulum
Wajib Baca yang bersumber dari Manual Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi
Sekolah.
Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Rekomendasi Bacaan :
Hal yang paling
mendasar dalam praktik literasi adalah kegiatan membaca. Keterampilan membaca
merupakan fondasi untuk mempelajari berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting
bagi pertumbuhan intelektual peserta didik. Melalui membaca peserta didik dapat
menyerap pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi
kehidupannya.
Rendahnya literasi
membaca akan berpengaruh pada daya saing bangsa dalam persaingan
global. Kemampuan literasi sangat penting untuk keberhasilan individu dan
negara dalam tataran ekonomi berbasis pengetahuan di percaturan global pada
masa depan (Miller, 2016). Hal ini memberikan penguatan bahwa kurikulum wajib
baca penting untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Manual ini
diharapkan dapat memberikan fondasi dan arahan bagi SMP dalam menerapkan
kurikulum wajib baca. Tidak tertutup kemungkinan contoh-contoh yang tersaji di
sini dapat dikembangkan lagi sehingga SMP menjadi semakin kreatif dan novatif.
Tujuan kurikulum wajib
baca adalah sebagai berikut: a) membentuk budi pekerti luhur; b) mengembangkan
rasa cinta membaca; c) merangsang tumbuhnya kegiatan membaca di luar sekolah;
d) menambah pengetahuan dan pengalaman; e) meningkatkan intelektual; f )
meningkatkan kreativitas; g) meningkatkan kemampuan literasi tinggi. Adapun
Sasaran kurikulum wajib baca adalah peserta didik di sekolah
Pelaksanaan kurikulum
wajib baca perlu melibatkan semua pihak, bukan hanya sekolah dan orang tua,
tetapi pelibatan publik mutlak diperlukan. Selain itu, kurikulum wajib baca
juga perlu menyesuaikan dengan SPM, khususnya untuk jumlah buku (di SMP minimal
ada 200 judul buku pengayaan dan 20 judul buku referensi. Selain itu, dalam
Kurikulum 2013, peserta didik SMP wajib menyelesaikan minimal 12 buku
nonpelajaran/pengayaan).
Kurikulum wajib baca
juga mempertimbangkan tiga tahap literasi, yakni pembiasaan (belum ada
tagihan), pengembangan (ada tagihan nonakademik), dan pembelajaran (ada tagihan
akademik). Dalam ketiga tahap literasi tersebut, kurikulum wajib baca dapat
terwujud dalam beberapa kegiatan
Contoh kegiatan
disusun berdasarkan tahap-tahap literasi, yakni: (1) Tahap Pembiasaan, (2)
Tahap Pengembangan, (3) Tahap Pembelajaran. Berikut ini adalah contoh kegiatan
yang dimaksudkan dengan langkah-langkahnya.
A) Membaca lima belas
menit setiap hari pada jam ke-0 atau waktu lain berdasarkan kesepakatan
sekolah.
Kegiatan ini merupakan
upaya membiasakan membaca pada peserta didik.
- Guru memandu peserta didik untuk membaca selama lima belas menit.
- Guru dan peserta didik membaca selama lima belas menit.
- Guru memotivasi peserta didik untuk gemar membaca.
B) Mengelola sudut
baca.
Sudut baca ini
merupakan upaya mendekatkan peserta didik pada buku. Berikut ini salah satu
alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut baca.
- Wali kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.
- Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
- Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.
- Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.
C) Satu Peserta Didik
Satu Buku Sastra (1 tahun sekali)
Program ini bertujuan
untuk menambah jumlah koleksi buku sastra di perpustakaan sekolah.
- Peserta didik diminta membawa satu buku sastra.
- Peserta didik membaca buku yang dimiliki.
- Setelah dibaca, buku itu disumbangkan pada perpustakaan sekolah.
- Peserta didik dapat meminjam buku sastra yang lain di sekolah.
- Sekolah memiliki koleksi buku sastra lebih banyak.
D) Wajib Kunjung
Perpustakaan Sekolah
Kegiatan ini bertujuan
memanfaatkan perpustakaan untuk menumbuhkan kegemaran membaca
- Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepada setiap guru mata pelajaran.
- Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.
E) Membacakan cerita.
Program ini bertujuan memotivasi peserta didik membaca lebih banyak lagi
- Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibacakan di depan peserta didik.
- Guru membacakan cerita dengan ekspresi dan penghayatan yang tepat.
- Tanya jawab dengan peserta didik tentang cerita yang telah dibacakan.
- Pada tahap berikutnya, peserta didik secara bergiliran diminta membaca cerita menarik lain di hadapan teman sekelas.
- Diadadakan lomba membaca cerita bagi peserta didik setiap tahun.
2. Tahap Pengembangan
A. Mengelola sudut
baca
Mengelola sudut baca
dapat dilakukan lagi di tahap pengembangan dengan menambahkan beberapa langkah.
Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut
baca dalam tahap pengembangan.
1) Wali kelas memandu peserta didik untuk membuat
sudut baca.
2) Setiap peserta didik menyumbang satu buku
untuk sudut baca.
3) Ada peserta didik yang bertugas mengelola
administrasi peminjaman buku.
4) Peserta didik wajib meminjam buku untuk
dibaca.
5) Peserta didik membuat resume hasil bacaan.
6) Peserta didik mengumpulkan hasil serume di
loker khusus.
7) Wali kelas memeriksa resume di loker sebulan
sekali.
8) Peserta didik membuat perayaan hasil membaca,
misalnya menceritakan hasil bacaan di kelas.
B. Satu Jam Wajib Baca
(seminggu sekali)
Kegiatan ini
membiasakan peserta didik gemar.
1) membaca buku yang disukai,
2) membuat resume,
3) mengisi jurnal membaca,
4) menceritakan isi buku.
C. Kuis Membaca Pagi
Program ini
membiasakan peserta didik dengan kegiatan membaca pada pagi hari. Medianya
berupa papan yang dilengkapi kotak-kotak kecil sebanyak jumlah mata pelajaran
di sekolah. Kotak-kotak ini untuk menempatkan kertas-kertas kuis di tiap mata
pelajaran. Berikut ini panduan pelaksanaan Kuis Membaca Pagi
- Tiap peserta didik diminta untuk mencari teks (tidak lebih dari satu halaman) yang kemudian ditempel di kertas karton. Teks tersebut dilengkapi dengan soal yang dibuat oleh peserta didik sendiri.
- Tiap peserta didik diberi kode untuk menandai teks tersebut. Seluruh teks dari peserta didik ditempatkan di kotak yang telah disiapkan di kelas.
- Siapkan juga kartu pantau yang berisi tentang nomor urut, tanggal mengerjakan, identitas peserta didik, kode teks dan soal yang dikerjakan!
- Sepakati hari untuk melaksanakan program ini, misal tiap Senin dan Kamis!
- Pada hari yang telah disepakati, seluruh peserta didik memilih kartu soal dan teks sesuai urutan daftar hadir kelas. Kegiatan dilaksanakan pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai. Peserta didik bisa mengambil lebih dari 1 teks dan soal untuk dikerjakan bila waktunya masih mungkin.
- Usai membaca teks dan mengerjakan soal, peserta didik mengisi kartu pantau.
D. Duta Literasi
Duta literasi
merupakan peserta didik terpilih yang bertugas untuk mengembangkan program
literasi di sekolah. Beberapa kegiatan duta literasi dapat dilakukan, antara
lain:
- Wali kelas mengadakan seleksi duta literasi.
- Wali kelas memilih tiga duta literasi .
- Duta literasi dilatih dan dibekali keterampilan membaca dan menulis.
- Duta literasi wajib menjadi teladan membaca dan menulis.
- Duta literasi bertugas memotivasi peserta didik lainnya agar gemar membaca.
- Duta literasi bertugas mengelola sudut baca.
- Duta literasi bertugas mengelola majalah dinding (mading) kelas. Kartu Mandiri Kartu mandiri berguna untuk memonitor target buku bacaan peserta didik.
- Kartu mandiri berisi catatan buku yang sudah dibaca peserta didik.
- Peserta didik bersama guru menentukan target minimal buku, misalnya untuk SMP minimal 100 buku
F. Klub Pecinta Buku
Kegiatan ini bertujuan
untuk membiasakan peserta didik membaca buku baru dan membagi hasil bacaan pada
teman. Kegiatan dalam klub pecinta buku dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
1) membaca buku,
2) membuat ringkasan/resensi buku,
3) menceritakan isi buku,
4) mendiskusikan isi buku.
G. Tantangan Membaca
Tantangan membaca
tidak dilaksanakan pada tahap pembiasaan, tapi dapat dilaksanakan setelah
sekolah masuk dalam tahap pengembangan. Program ini menantang peserta didik
untuk meningkatkan kegemaran membaca. Berikut ini alternatif langkah-langkah
kegiatan yang dapat dilakukan:
1) mendaftar program tantangan membaca,
2) memilih judul buku untuk tantangan membaca,
3) meringkas buku, tidak lebih dari dua ratus
kata,
4) melaporkan rencana daftar bacaan peserta didik
dan hasil membacanya pada panitia,
5) melaksanakan tantangan membaca,
6) memberikan sertifikat pada peserta didik yang
berhasil.
H. Penghargaan
Membaca
Penghargaan ini
bertujuan meningkatkan motivasi membaca peserta didik. Kegiatan penghargaan
membaca yang dapat dilakukan antara lain:
1) memilih pembaca buku terbanyak dalam tiga
bulan,
2) memberikan penghargaan dan hadiah buku pada
waktu upacara sekolah.
I. Menyusun Portofolio
Membaca
Program ini bertujuan
untuk mendokumentasikan perkembangan membaca peserta didik. Portofolio hasil
membaca dapat berupa dokumen bukti fisik
1) hasil membaca misalnya ringkasan buku-buku
yang telah dibaca atau jurnal membaca, laporan tugas membaca peserta didik, dan
hasil membaca kreatif peserta didik. Berikut langkah-langkahnya.
2) Guru meminta semua produk hasil membaca
peserta didik untuk dikumpulkan.
3) Peserta didik menyiapkan bahan-bahan untuk
membuat portofolio (lembar kerja, folder, dan map dokumen).
4) Peserta didik menyusun portofolio berdasarkan
bentuk dan isi produk.
5) Tentukan isi portofolio (semua karya peserta
didik atau hasil laporan membaca)
6) Bentuk portofolio meliputi identitas peserta
didik, daftar isi protofolio atau garis besar portofolio dan kumpulan
karya-karya.
7) Setiap hari peserta didik mengerjakan
portofolio (misalnya lima belas menit setiap sore).
8) Portofolio yang telah disusun, kemudian
disimpan atau digantung berjajar di kelas secara berurutan.
9) Guru memantau dan menilai portofolio yang
telah disusun peserta didik.
J. Membaca Berhadiah
Buku
Pemberian buku sebagai
hadiah dilakukan untuk lebih mendorong peserta didik gemar membaca. Program ini
dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut
1) Guru bekerja sama dengan pengelola
perpustakaan sekolah untuk menyediakan catatan kunjungan peserta didik ke
perpustakaan.
2) Guru menyosialisasikan kepada seluruh peserta didik
tentang program Pembaca Terbaik yang akan dilaksanakan setiap bulan.
3) Peserta didik akan berkompetisi membaca di
perpustakaan sebanyak-banyaknya setiap saat. Kunjungan peserta didik ke
perpustakaan sekolah dapat dilakukan ketika jam istirahat atau waktu senggang.
4) Setiap bulan, guru akan memilih pembaca
terbaik di sekolah kemudian diberi hadiah buku dan tercatat di papan Pembaca
Terbaik Bulan Ini.
5) Pembaca terbaik dipilih berdasarkan frekuensi
kunjungan peserta didik ke perpustakaan, jumlah buku yang dipinjam, dan jenis
buku-buku yang dibaca serta dipinjam peserta didik.
6) Jika sudah berjalan satu tahun, guru atau
sekolah akan memilih pembaca terbaik selama satu tahun.
7) Pemilihan Pembaca Terbaik dapat dilakukan pada
setiap jenjang.
K. Pos Baca Pos
Baca sekolah merupakan
tempat bacaan dan membaca di area sekolah yang lebih luas, seperti
lorong-lorong sekolah, taman sekolah, kantin, dan sebagainya. Bahan yang
dipajang di Pos Baca dapat lebih bervariasi dan seluruh warga sekolah baik
peserta didik, guru, kepala sekolah bisa berpartisipasi menunjukkan karyanya
melalui Pos Baca tersebut. Berikut cara yang dapat ditempuh untuk mengembangkan
Pos Baca.
1) Guru dan peserta didik membuat pos baca di
sekolah.
2) Guru memberikan tugas kepada setiap kelas
untuk secara bergiliran menyediakan dan mengganti bahan-bahan bacaan pada pos
baca secara rutin.
3) Pada tahap awal perlu dikondisikan oleh guru
atau kepala sekolah untuk membaca dan memberikan laporan hasil bacaan pada Pos
Baca.
4) Peserta didik diminta membaca buku di Pos Baca
dan memajang karyanya di Pos Baca.
3. Tahap Pembelajaran
A. Membaca Buku Cerita
(satu jam, seminggu sekali)
Kegiatan ini
membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan membaca buku cerita
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1) membaca buku cerita,
2) membuat ringkasan isi cerita,
3) membuat bahan presentasi,
4) menceritakan kembali pada teman atau kelompok.
B. Mading Kelas
(terbit seminggu sekali)
Kegiatan ini
membiasakan peserta didik untuk menulis, mempublikasi, dan membaca karya secara
berkala. Berikut ini beberapa kegiatan dalam majalah dinding (mading) kelas.
1) membuat mading kelas,
2) menulis berita,
3) mempublikasikan berita di mading.
C. Diorama Cerita
Kegiatan ini bertujuan
membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan dalam diorama cerita,
antara lain:
1) peserta didik berkelompok 2–3 peserta didik,
2) membaca buku cerita,
3) mendiskusikannya dalam kelompok,
4) membuat diorama cerita,
5) peserta didik bercerita di depan teman dengan
bantuan diorama cerita.
D. Piramida Cerita
Kegiatan ini membiasakan
peserta didik untuk membaca sastra. Berikut ini contoh kegiatan dalam piramida
cerita yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
1) berkelompok 2–3 peserta didik;
2) membaca buku cerita bersama;
3) diskusi menentukan bagian-bagian penting cerita;
4) mengambar piramida di kertas;
5) menulis bagian awal, inti, dan akhir cerita di
tiga sisi piramida;
6) peserta didik bercerita di depan teman dengan
bantuan piramida.
E. Wajib Kunjung
Perpustakaan Sekolah
Kegiatan ini sudah
dikenalkan pada tahap pembiasaan. Dalam tahap pembelajaran, ada tambahan
langkah terkait dengan tagihan akademik. Berikut ini alternatif langkah yang
dapat dilakukan.
1) Pengelola perpustakaan memberikan jadwal
kunjung ke perpustakaan kepada setiap guru mata pelajaran.
2) Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata
pelajaran membawa peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.
3) Guru memberikan tugas untuk membaca buku yang
berkaitan topik pembelajaran, membuat resume, dan berdiskusi.
F. Klub Literasi
Peserta didik yang tergabung dalam klub ini melakukan berbagai aktivitas
literasi, di antaranya sebagai berikut.
1) bedah buku,
2) pelatihan menulis,
3) pameran buku,
4) kontes membaca,
5) seminar literasi,
6) lokalatih literasi, dll.
Post a Comment